Agus Fatah : Hadiah Spesial

Sketsanusantara.com-Pulang sekolah Alfar langsung membungkus kado specialnya ke dalam kardus kecil lalu meminta bantuan kakaknya bernama Jaddan 11 tahun untuk membungkus kado tersebut dengan kertas kado berwarna pink bergambar bentuk hati berwarna merah merona.

“Isi kado ini apa dek”, tanya kakaknya

” Aku kasih tahu ya mas, tapi mas janji jangan kasih tahu bunda dan ayah”, pesan Alfar.

“Ok, siap” Janji kakaknya.

Lalu Alfar membisikkan di telinga kakaknya, hadiah yang akan ia berikan pada bundanya

” Apa?”, tanya kakaknya kaget

“Wah parah kamu dek, kok hadiah buat bunda seperti itu”, komentar kakaknya.

“Tenang mas insya Allah bunda tidak akan marah”, ucap Alfar meyakinkan kakaknya

Kemudian mas Jaddan menyelesaikan proses pembungkusan kado tersebut.

Keesokan harinya Alfar bersiap berangkat ke sekolah dengan membawa kado spesial untuk bundanya. Hari itu sekolah Alfar menyelenggarakan peringatan hari ibu yang akan dihadiri oleh para bunda. Semua siswa telah mempersiapkan hadiah special untuk bundanya.

Acara peringatan hari ibu 22 Desember dibuka dengan sambutan kepala sekolah dilanjutkan penampilan gerak dan lagu bertema ibu dari masing masing kelas. Dalam sambutannya Bapak kepala sekolah mengingatkan para siswa untuk menghormati dan memuliakan ibu. Karena ibu adalah orang yang paling mencintai kita, kasih sayangnya sepanjang masa dan jasanya tak terbalas emas permata. Demikian sambutan kepala sekolah.

Usai penampilan dari masing-masing kelas acara dilanjutkan dengan penyampaian ucapan selamat hari ibu dan hadiah untuk para bunda dari putra-putrinya.

Satu persatu anak-anak memberikan ucapan selamat hari ibu dan memberikan hadiah kepada bundanya. Mereka mencium tangan bundanya, memberikan hadiah, mencium pipi dan memeluk bundanya, erat.

Tibalah giliran Alfar menyampaikan ucapan selamat hari ibu dan memberikan hadiah special kepada bundanya. Alfar nampak ragu memberikan hadiah itu kepada bunda, sementara bundanya tidak sabar ingin segera menerima kado spesial dari Alfar

Kemudian Alfar meyakinkan dirinya bahwa bundanya akan senang menerima hadiah darinya. Alfar maju mendekati bundanya, mencium tangan bunda lalu memberikan hadiah specialnya

“Selamat hari ibu, bunda, ini hadiah dariku, bunda jangan marah ya, hadiahnya bukan barang mewah tapi aku yakin benda tersebut istimewa dan berguna untuk bunda dalam mendidikku”, ucap Alfar meyakinkan bundanya

” Terimakasih ya dek sudah memberikan ucapan selamat hari ibu dan menyiapkan hadiah untuk bunda” ucap bundanya, sambil memeluk Alfar erat dan hangat.

Kemudian bunda Alfar membuka hadiah spesial dari Alfar pelan-pelan, ia buka kado yang bersampul warna pink dan bergambar hati berwarna merah merona tersebut. Usai membuka kertas kado yang menutup box kecil, maka bunda Alfar langsung membuka kardus kado tersebut dan segera meraih apa yang ada dalam box itu.

Ia pejamkan matanya saat mengambil hadiah dari dalam box tersebut, lalu ia keluarkan hadiah dari dalam box dan segera membuka matanya.

Alangkah terkejutnya bunda Alfar, saat melihat kado tersebut ternyata hanya PELUIT kecil berwarna merah.

Belum sempat bundanya berkomentar, Alfar langsung menjelaskan kenapa ia memberikan bundanya peluit sebagai kado hari ibu.

” Begini bunda, bunda tahu kan, aku suka sekali main sepak bola, kalau main sepak bola harus ada wasit yang selalu membawa peluit. Aku tuh kepikiran terus bunda, sepertinya bunda kerepotan mendidik aku dan Mas Jaddan bunda sering, teriak saat aku bercanda keterlaluan hingga barang-barang berantakan, bahkan sampai berantem dengan mas Jaddan.

Kadang bunda berteriak seperti lady rocker, saat memanggil aku dan mas Jaddan sementara aku dan mas Jaddan tidak mendengar panggilan bunda. Peluit ini aku hadiahkan untuk bunda di hari ibu sebagai alat yang bunda bisa gunakan untuk memanggil aku dan mas Jaddan atau untuk menghentikan pertengkaranku dengan mas Jaddan, jadi bunda tidak perlu berteriak-teriak lagi cukup bunyikan peluit itu. demikian penjelasan Alfar.

Ini aku tambahkan lagi hadiah untuk bunda, dua buah kartu istimewa berwarna kuning dan merah yang bisa bunda gunakan. Bunda tinggal mengangkat kartu kuning dan membunyikan peluit sebagai peringatan untuk aku dan mas Jaddan. Dan bunda dapat mengangkat kartu merah dan bunyikan peluit jika aku dan mas Jaddan sudah keterlaluan dan pantas mendapatkan hukuman.

Dengan peluit dan kartu berwarna kuning dan merah aku berharap bunda tak lagi berteriak dan marah-marah.

Mendengar penjelasan Alfar bunda langsung berlinang air mata haru dan bahagia, lalu berucap:

” Terimakasih hadiah specialnya ya dek Alfar, bunda janji tidak akan berteriak dan marah-marah lagi,

Priiiit… Priiiit…. Priiiit…
Bunda Alfar meniup peluit tanda senang dan bahagia punya anak yang kreatif dan sayang pada bundanya.