Sketsanusantara.com- Jakarta, — Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Rasyid Baswedan memberi kuliah umum perdana kepada mahasiswa baru Universitas Islam As Syafiiyah (UIA) . Kegiatan berlangsung di Graha Alawiyah Kampus 2 Jl. Raya Jatiwaringin-Pondok Gede, Rabu 18 September 2024.
Dalam orasinya, Gubernur DKI periode 2018-2023 ini mengatakan mahasiswa harus berani mengeluarkan pendapat, meskipun pendapatnya melawan arus. Karena hak bersuara bebasnya di kampus terjamin.
Mahasiswa juga harus berpikir kritis dan mempertanyakan yang tidak umum, meski pertanyaan nya itu terkadang ‘nyeleneh’.
Anies juga mengatakan mahasiswa UIA harus mencontoh semangat mahasiswa era awal-awal kemerdekaan, yang jumlahnya ketika itu cuma sekitar 200 orang se-Indonesia.
Di masa itu mahasiswa, bukan hanya menuntut ilmu di kampus, tetapi pejuang untuk kepentingan rakyat banyak, bukan untuk kepentingan pribadi.
Anies mencontohkan dr. Cipto Mangunkusumo, yang namanya diabadikan menjadi Rumah Sakit terbesar di Jakarta (RSCM). Ketika menjadi mahasiswa Cipto seorang diri masuk dan mengobati penderita pandemi pes di Malang, sampai semua penderita sembuh.
“Bayangkan. Di saat orang lain takut karena penyakit pes itu menular, Cipto muda, dengan ilmu yang dimilikinya, berani masuk sendirian ke daerah pandemi dan mengobatinya sampai tuntas,“ tutur Anies.
Atas keberanian dan pengabdiannya itu Cipto muda mendapat penghargaan dari Ratu Belanda Wilhelmina. Tetapi dr. Cipto menolaknya.
“Apa yang ia katakan? Saya tidak akan menerima penghargaan dari Ratu yang menjajah negeri saya. Ini kan luar biasa sekali prinsip dan hidupnya,” tambah Anies.
Agar mahasiswa UIA dapat mewarisi semangat juang mahasiswa era kemerdekaan itu, Anies menyuruh mereka mempelajari kisah perjuangan tokoh-tokoh di era awal-awal kemerdekaan.
“Minimal satu tokoh saja kalian selami riwayat hidupnya. Maka yakinlah nanti kalian akan mewarisi sikap, prinsip dan semangat juang mereka,” yakin Anies.
Selaras
Sementara itu Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Islam As Syafiiyah (YAPTA) Prof. DR. H. Dailami Firdaus SH, LLM, MBA mengatakan UIA adalah kampus kebanggaan umat Islam, khususnya bagi masyarakat Betawi. Didirikan oleh ulama kharismatis, yang juga kakeknya, KH Abdullah Syafe’i.
“Di sini tempat berpadunya ilmu dan agama. Ilmu dan agama harus sejajar dan selaras. Kakek kami mencita-citakan umat Islam itu harus cerdas secara intelektual dan cerdas secara moral,” tuturnya.
UIA, lanjut Prof Dailami, adalah kampus moderat, menjalin kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi ternama di luar negeri. Seperti dengan China, Korea Selatan, Jepang, Negara-negara Arab, Eropa dan Amerika Serikat.
“Pada tahun ini ada mahasiswa dari Palestina yang kami beri beasiswa penuh. Ada juga mahasiswa dari Korea Selatan. Ini menunjukkan bahwa UIA adalah kampus yang terbuka,” tambahnya.
Sebelumnya, dalam laporan, Rektor UIA Prof. DR. Masduki Ahmad SH, MM, menerangkan, jumlah mahasiswa baru yang mengikuti kuliah umum 600 orang lebih. Mereka menimba ilmu di enam Fakultas, yakni FKIP, FAI, FKes, FE, FH dan F Saintek. UIA memiliki jenjang pendidikan S1, S2 dan program Doktor (S3).
Dalam pesannya, Masduki berharap, mahasiswa UIA harus tangguh dan tahan banting. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki kehendak yang kuat, berpikir kritis dan fokus pada minat (fassion) yang dimiliki.*** ()