Azis Khafia : 42 Tahun Bamus Betawi Merawat Tradisi Khidmat NKRI

SKETSANUSANTARA.COM- Rumah besar kaum Betawi yakni Badan Musyawarah Masyarakat Betawi atau yang dikenal dengan Bamus Betawi hari ini genap berusia empat puluh dua tahun (42 th).

Bamus Betawi lahir 22 juni 1982 di Jakarta, namun jauh sebelum 1982, kiranya perlu kita beromantika pada masa kaum Betawi para kemerdekan, kemerdekaan dan era reformasi, hal ini penting guna memotret pergerakan kaum betawi dalam merawat tradisi dan berkhidmat pada negeri.


Pertama, pada 1923 berdiri organisasi kedaerahan yang bernama Perkoempoelan Kaoem Betawi, yang disirikan oleh seorang wedana dan intelektual betawi antara lain ; Thamrin Tabrie, Abdul Manaf dan lain-lain. Perkoempoelan Kaum Betawi aktif memperjuangkan kesejahteraan yang pada masa itu sangat timpang karena penjajahan. Organisasi Perkoempoelan Kaoem Betawi memiliki kecabangan (badan otonom) dibidang pemuda yang bernama “Pemoeda Kaoem Betawi” yang dipimpin oleh Mohammad Hoesni Thamri dan Rochyani Suud.

Pada masa pergerakan saat ini organisasi kedaerahan memang banyak muncul di seluruh pelosok Nusantara, termasuk para pemuda dan intelektual jawa yang bernaung dalam Boedi Oetomo, untuk Boedi Oetomo di Jakarta dan sekitarnya dinamai Boedi Oetomo Cabang Betawi, karena sebelumnya sudah berdiri pemoeda Kaoem Betawi. Pemoeda Betawi pun banyak juga yang ikut dalam Boedi Oetomo Cabang Betawi tersebut, karena cita-cita yang sama yakni kemerdekaan.

Kedua, pada tahun 1928, kesamaan cita-cita para pemuda yang tergabung dalam organisasi kesukuan melakukan kesepakatan pemuda dalam kongres Pemuda di Jakarta, kongres pemuda melahirkan kesatuan tekad berbangsa satu, berbahasa satu dan bertanah air satu Indonesia, tekad ini kemudian dikenal dengan “Sumpah Pemoeda” yang didalamnya terdapat Pemoeda Kaoem Betawi.

Ketiga, tahun 1945, dua momentum besar pada tahun 1945 terjadi di tanah betawi dan kiprah nasionalisme kaum Betawi adalah; Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 di Jakarta pada hari jum’at pagi, Bung Karno dan Bung Hatta membacakan naskah proklamasi, ulama dan jawara (pejuang) memobilisir masyarakat untuk hadir dan menyebarkan kabar proklamasi kemerdekaan kepada masyarakat. Tepat sebulan kemerdekaan.

Bangsa Indonesia kembali diuji dengan rumor dari penjajah Jepang yang masih menolak kemerdekaan Indonesia dan menyatakan kemerdekaan Indonesia bukan kehendak rakyat. Maka kaum Betawi kembali mengobarkan semangat patriotiknya dengan menggelar komitmen kebangsaan dengan menghadiri ribuan rakyat di tanah lapang, ribuan massa yang mendukung kemerdekaan itu kemudian dikenal dengan Rapat Raksasa IKADA.


Keempat, tahun 1982. pada masa Pemerintahan Soeharto (orde baru), organisasi kebetawian sudah banyak berdiri di era 1970 an, baik yang menggunakan label betawi ataupun kata Jakarta, namun kiprahnya pada kebetawian sangat kentara dan terasa.

Organisasi Betawi yang tumbuh di era 1970 an antara lain; Persatuan Masyarakat Jakarta Muhammad Husni Thamrin (PERMATA HMT), IKRAR, Ikatan Keluarga Besar Anak Djakarta (IKB ANDA), Ikatan Warga Djakarta (IWARDA), Keluarga Mahasiswa Betawi (KMB), Keluarga Pelajar Betawi (KPB), Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), Pemangku Adat Betawi (Mangkudat Betawi) , Betawi Ketimun (representasi Betawi kampung).

Organisasi Kebetawian inilah kemudian atas saran dari pemerintah Pada tahun1982 saat itu maka organisasi Kebetawian dilebur (befusi) dalam satu wadah yakni “Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (BAMUS BETAWI). Para tokoh Betawi yang menjadi komunikator pembentukan tersebut antara lain ; Efendi Yusuf, Edie M Nalapraya, Rusdi Saleh, Wim Salamun, Djabir Chaidir Fadhil, Abdul Syukur, Irwan Syafii, Amarullah Asbah dan lain-lain. Logo Bamus Betawi dibuat oleh Supendi Rais. Untuk menampung aspirasi perempuan, maka kemudian Bamus Betawi membentuk wadah khusus (otonom) yang diberi nama Persatuan Wanita Betawi (PWB ).

Ketua umum Bamus Betawi sejak berdiri sampai saat ini antara lain ; Efendi Yusuf, HM Sanif, Edie M Nalapraya, Abdul Syukur, Fauzi Bowo, Nachrowi Ramli, Djan Faridz, Lulung Lunggana, M.Rifki atau Eki pitung. Keenam, 1998 (Reformasi). Di era reformasi bermunculan Ormas Betawi dengan segala konsentrasi dan keunikannya antara lain ; Forum Betawi Rempug atau FBR berdiri pada 29 Juli 2001 berpusat di Pondok Pesantren Ziyadatul Mubtadi’ien, Cakung Jakarta Timur, Forum Komunikasi Anak Betawi atau FORKABI berdiri pada 18 April 200. Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi (FKMB), Forum Pemuda Betawi 2000 (FPB) dan lain-lain. Dengan membaca manaqib Bamus Betawi sejak awal pra kemerdekaan, kemerdekaan, reformasi hingga saat ini Kaum Betawi (Bamus Betawi) memiliki andil besar dalam merawat tradisi betawi dan berkhidmat terhadap negeri (NKRI).

*Azis Khafia (Wakil Ketua Umum Bamus Betawi)