SKETSANUSANTARA.COM- JAKARTA
Betawi emang ga da matinya dan kagak ribed dah !
Masing-masing kandidat mencoba meraih simpati Betawi guna meraup ceruk suara Betawi sekaligus meningkatkan penerimaan (akseptabilitas) dengan mendekatkan diri pada Betawi.
Baik pendekatan
Mendekatkan diri pada tokoh betawi yang masih hidup (silaturahim) maupun yang sudah meninggal (ziarah).
Bergaya Betawi dan menjanjikan hal ikhwal tentang Betawi masa depan. Hal tersebut sah dan wajar saja sebagai ikhtiar politik.
Namun kaum Betawi sangat cerdas dan sangat terbuka, jadi saya fikir biarkan saja para kontestan berakrobat dengan dan atas nama Betawi.
Tapi tetap saja Beda antara Betawi Tulen (BETUL) dengan Betawi dadakan (BEDAK).
Betawi Tulen adalah anak Betawi yang sejak lahir dan besar dalam sentuhan nilai-nilai kearifan betawi yang religius, inklusive, toleran, terbuka dan humoris.
Sehingga Ia tumbuh menjadi Betawi dan berkiprah untuk betawi bahkan kesehariannya adalah betawi.
Sedangkan Betawi dadakan (Bedak) ialah orang yang pragmatis dalam berbetawi, ia menjadi betawi secara mendadak, karena kepentingan jangka pendek. Karenanya ia berbetawi secara instan bukan karena hasil tempaan atau anutan sejak kecil hingga dewasa, demikian di katakan Azis Khafia dalam keterangan nya, Sabtu (5/10).