Azis Khafia : Ondel-ondel Kehilangan Makna

SKETSANUSANTARA.COM+ Riwayat ondel-ondel pada zaman dahulu digunakan sebagai penolak bala dan penjaga kampung. Biasanya ia diarak saat ada pagebluk (wabah) yang melanda kampung, selametan, hajatan besar (Cap Go Meh, dan lainnya) atau sedekah bumi setelah panen raya.

Karena memang pada masa itu jakarta masih banyak persawahan dan perkebunan. Bahkan dalam riwayat lain dijelaskan bahwa ondel-ondel juga berasal dari orang-orangan sawah, selain untuk mengusir hama (burung) juga untuk mengusir setan atau memedi, ondel-ondel sering disebut juga bebegig,

Supaya panen bagus dan berlimpah. Wajah ondel-ondel pun awalnya bermuka seram dan ganas, terlihat dari tatapan mata yang tajam dan gigi bercaling pada sisi kiri dan kanan. Penampilan ondel-ondel mengalami perubahan ketika bang Foke (Fauzi Bowo) mengusulkan agar wajah ondel-ondel lebih terlihat menarik.

Sejak itulah ondel-ondel menjadi terlihat lebih humanis dan terkesan menyenangkan (tidak menakutkan lagi). Sejatinya memang sejak awal ondel-ondel bermakna sebagai pengusir ruh jahat (energi negatif), agar kampung lebih aman, nyaman dan sejahtera. Munculnya peraturan daerah tentang kebudyaan Betawi dengan menjadikan ondel-ondel sebagai salah satu icon jakarta belum memberi makna lebih bagi kaum betawi selain menjadikan ondel-ondel terkapitalisasi, bahkan dijadikan alat untuk.ngamen keliling kampung.

Kesakralan nilai ondel-ondel sudah beralih dari pengusir setan, bala dan energi negatif lainnya, kini ondel-ondel menjadi pertunjukan dan tontonan yang tidak lebih dari sekedar kumpulan koint-koin hasil ngamen serta memenuhi pojok-pojok gedung milik pemerintah daerah atau cover buku bertema budaya jakarta atau batik betawi motif ondel-ondel bahkan sekedar jadi logo ornas kebetawian.

Spirit dan makna ondel-ondel kini kehilangan maknanya, sebagai pengusir energi negatif dan menjadikan kampung lebih sejahtera.

Penulis Azis Khafia (Wakil Ketua Umum Bamus Betawi)