Azis Khafia : Stop Dakwah Yang memecah belah ummat !

SKETSANUSANTARA.COM- Strategi dakwah yang dicontohkan Nabi dan para pengikutnya adalah dakhwah yang persuasif baik kepada non muslim, apalagi sesama muslim.

Sebagai anak Betawi, berikut saya Azis Khafia  sodorkan beberapa tokoh ulama Betawi yang berhasil dalam dakhwahnya, antara lain pertama, Kiyai haji Abdullah Syafii, Ulama Betawi bersama kiyai Noer Ali dan Kiyai Mohammad Sasih adalah ulama garis keras dan tegas dalam dakhwahnya, bahkan jejak rekam.ceramah mereka masih tersimpan sampai saat ini.

Dalam dakhwahnya mereka memang keras dan tegas namun jauh dari ujaran kebencian, menghina dan menghujat yang berbefa pandangan dengan dengan sebutan yang merendahkan. Kedua, Muallim Syafii Hadzami, ulama kharismatis Betawi yang memiliki kedalaman ilmu agama, oleh para muhibinnya ia dikenal ulama yang selalu memancarkan air kesejukan ruhani bagai sumur yang tak pernah kering (buku biografi yang menggambarkan kecerdasan sanf kiyai).

Muallim Syafii Hadzami sangat santun dan lembut tutur kata dan penyampainnya dalam taklim maupun nasehatnya. Ketiga, Zaenudin MZ, da’i yang dikenal sebagai dai sejuta umat, katena hampir setiap tabligh akbarnya selalu dipadati ummat.

Dalam puncak ketenarannya ia tetap istiqomah dijalan dakhwah dengan pilihan kata yang santun dan jenaka. Soal kritik kebijakan pemerintah jangan diragukan, ia banyak mengkritisi kebijakan pemerintah, mengkritisi aparatur pemerintah, namun tetap dengan kesantunan tanpa menggunakan cacian apalagi hujatan yang penuh kebencian dan bernada merendahkan, sama sekali tidak pernah dijumpai.

Dalam beberapa kesempatan malah Kiyai Zaenudin memberikan nasehat buat para penceramah atau penggiat dakhwah, katanya ; “Dakhwah itu mengajak bukan mengejek, Dakhwah itu membuat orang tersentuh bukan tersinggung, dakhwah itu bijaksana bukan injaksana, dakhwah itu merangkul bukan memukul, gunakan argumen bukan sentimen !”

Maka menurut saya, siapapun kita yang ingin melakukan dakhwah termaksuk amar ma’ruf nahi mungkar, hendaklah ingat, bahwa Amar Ma’ruf dengan cara yang ma’ruf & Nahi munkar pun dengan cara yang ma’ruf. Jangan sampai melakukan amar ma’ruf tapi dengan cara munkar dan nahi mungkar malah membuat kemunkran baru, karena cara nya munkar (buruk) tutup Azis Khafia dalam keterangan pers nya , Senin (24/06)