SKETSANUSANTARA.COM- BENGKULU: Sebagai anggota DPR/MPR RI dari Bengkulu, H. Mohammad Saleh SE kembali mengelar sosialisasi 4 pilar kebangsaan di daerah pemilihannya pada Ahad (12/5/24).
Bertempat di auditorium asrama haji Bengkulu, kali ini yang menjadi audiensnya adalah Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Bengkulu. Menurut Singgih Tri Wibowo selaku ketua panitia, acara tersebut mengundang 150 orang. Tapi yang datang lebih dari 175. Tingginya animo masyarakat ini menunjukkan bahwa masyarakat Bengkulu sangat antusias untuk mendengarkan paparan tentang 4 pilar kebangsaan.
Dalam pengantarnya, H. Mohammad Saleh menerangkan tentang Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. “Semua anggota parlemen, baik DPR maupun DPD RI, punya tugas yang sama untuk menerangkan 4 pilar kebangsaan. Mengapa? Karena Indonesia merupakan negara yang sangat majemuk dan heterogen. Jumlah penduduk Indonesia juga besar yang tersebar di banyak pulau. Mereka berasal dari latar belakang etnis, budaya, agama, dan golongan yang berbeda. Untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, masyarakat Indonesia harus diingatkan terhadap pilar-pilar pemersatu yang mengikat kita dalam satu ikatan kebangsaan,” jelasnya.
Pria yang juga dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses asli Bengkulu menambahkan bahwa menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia jauh lebih berat dari negara lain. Oleh karena itu, anggota parlemen membuat keputusan yang mengharuskan mereka untuk menggelar sosialisasi 4 pilar.
“Indonesia berbeda dari negara mana pun di dunia. Tingkat heterogenitas dan keragaman Indonesia sangat tinggi. Bentang geografisnya juga luas. Jika persatuan dan kesatuan tidak dijaga, maka hasil perjuangan kemerdekaan akan menjadi sia-sia. Jika ingin tahu seberapa penting atau seberapa berat menjaga persatuan, silakan lihat negara-negara Balkan. Dulu ada negara yag bernama Yugoslavia. Sekarang negara tersebut pecah jadi 7 negara. yang terdiri dari Serbia, Montenegro, Bosnia-Herzegovia, Kosovo, Slovenia, Makedonia, dan Kroasia,” paparnya.
Lebih lanjut, politisi partai Golkar menjelaskan bahwa yang jadi problem utama di balik pecahnya suatu negara adalah pertikaian etnis yang membawa korban jiwa dan keruguan material besar.
“Jika suatu negara tidak bisa menjaga persatuan dan terpecah, maka yang paling menderita adalah masyarakat sipil. Pasti ada tragedi kemanusiaan yang luar biasa. Coba hitung berapa banyak korban akibat pecahnya negara-negara Balkan! Coba hitung berapa banyak korban ketika India dan Pakistan memutuskan untuk berpisah. Itu adalah konsekuensi dari disintegasi. Untuk menghindari tragedi kemanusiaan ini, maka kita wajib menjaga persatuan dan kesatuan. Salah satu caranya adalah melalui sosialisasi 4 pilar kebangsaan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyegarkan kembali memory dan kesadaran kebangsaan kita agar tetap terpelihara,” ujarnya.
Acara itu sendiri dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama berisi paparan dari H. Mohammad Saleh SE selaku narasumber, sedangkan sesi kedua berisi tanya jawab antara pemateri dengan peserta. Sesi tanya-jawab juga dipecah menjadi 3 termin. Setiap termin diisi dengan 3 orang penanya.
“Saya sangat bangga melihat semangat dan antusiasmu pada acara kali ini. Bagi peserta yang kehabisan waktu untuk mengajukan pertanyaan, dialog bisa kita lanjutkan secara informal dalam acara ramah-tamah setelah acara ini ditutup,” pungkas H. Mohammad Saleh SE.[]