SKETSANUSANTARA.COM- BENGKULU: Bertempat di aula asrama haji Bengkulu, H. Mohammad Saleh SE, menggelar sosialisasi 4 pilar kebangsaan pada Rabu (8/5/24). Acara tersebut dipadati tak kurang dari 150 peserta yang tergabung dalam Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI Bengkulu).
“Acara kali ini tidak saya maksudkan untuk mendiskusikan masalah penyelenggaraan haji. Meskipun tempatnya di aula asrama haji, pesertanya pengurus dan anggota IPHI Bengkulu, momentumnya juga berbarengan dengan persiapan pemberangkatan calon jamaah haji Indonesia tahun 2024, dan saya sendiri berada di Komisi VIII DPR RI yang bermitra dengan Kementerian Agama dan juga mengurus masalah haji. Semua itu hanya kebetulan. Karena acara ini adalah sosialisasi 4 pilar kebangsaan, seperti yang tertulis di spanduk besar di belakang saya,” ujar Mohammad Saleh yang disambut tepuk tangan dan tawa dari para peserta.
Politisi partai Gokar mengatakan bahwa tujuan utamanya mengundang IPHI dalam sosialisasi 4 pilar adalah untuk merefleksikan bersama pentingnya persatuan dan semangat kebangsaan. Pasalnya, semua pengurus dan angota IPHI sudah pernah menunaikan ibadah haji dan bertemu dengan masyarakat lain dari negara lain yang punya tradisi dan budaya lain.
“Bapak dan ibu sudah punya pengalaman menunaikan ibadah haji. Bertemu dengan orang dari berbagai belahan dunia yang berbicara dengan beragam bahasa. Bayangkan jika mereka tidak punya pedoman yang sama dalam beribadah. Kacau. Demikian juga dengan bernegara. Jika kita tidak punya pedoman yang sama, maka akan berantakan. Oleh karena itu, para pendiri bangsa menetapkan Undang-undang 1945 sebagai rujukan utama dalam bernegara. Menetapkan Pancasila sebagai dasar negara. Menetapkan kesatuan sebagai bentuk negara. Menetapkan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan pemersatu keragaman anak bangsa. Inilah 4 pilar kebangsaan yang harus kita rawat dan kita jaga,” jelasnya.
Setelah mengawali dengan memberikan contoh pelaksanaan ibadah haji, pria yang juga tercatat sebagai ketua masyarakat adat Bengkulu menjelaskan secara sistematis beragam aspek yang berkaitan dengan UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Baik dari sisi historis, sosiologis, serta contoh-contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta terlihat sangat antusias mengikuti acara. Mereka memerhatikan dengan serius paparan yang disampaikan pemateri. Beberapa terlihat mencatat point-point yang dianggap penting.
Setelah kurang lebih satu jam menyampaikan paparan, H. Mohammad Saleh SE, menyerahkan waktu kepada moderator untuk membuka sesi tanya-jawab dan diskusi. Sesi tersebut awalnya hanya dibagi dalam 3 termin, dengan setiap termin diisi oleh 3 orang penanya. Namun karena banyaknya peserta yang ingin mengajukan pertanyaan, moderator meminta persetujuan pemateri untuk menambah 1 termin lagi.
Selesai sesi diskusi, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan bersama. Pada sesi ini, terlihat sejumlah peserta berusaha duduk semeja atau di dekat H. Mohammad Saleh agar bisa mengajukan pertanyaan tambahan.[]