Sketsanusantara- Jakarta- Calon Gubernur Jakarta nomor urut satu Ridwan Kamil mengatakan bahwa dalam upaya mengurangi tingginya angka kemacetan di Kota Jakarta dirinya berjanji akan membangun Watterway (Transportasi Air) bagi warga jakarta.
Kita patut apresiasi niat dari Calon Gubernur yang didukung oleh beberapa partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (Kim) tersebut mengingat saat ini kemacetan di Ibukota tersebut sangatlah parah.
Sebenarnya transportasi air di Jakarta bukanlah barang yang baru. Sejak masa kekuasaan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), Jakarta – atau Batavia pada saat itu – memanfaatkan kanal atau sungai untuk infrastruktur transportasi air seperti eretan dan orembai.
Seiring pergantian zaman yang jauh lebih modern dan setelah Jakarta mengalami perluasan wilayah, transportasi air kian ditinggalkan karena meningkatnya pemakaian transportasi darat.
Pada jaman Gubernur Sutiyoso (Bang Yos), ide penggunaan Watterway pernah berhembus dan sempat disosialisasikan dibeberapa titik sungai yang ada di jakarta, namun hal tersebut terkendala dengan kebersihan sungai atau kali karena kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah ke kali atau sungai.
Di era gubernur Fauzi Bowo, Watterway di stop pengoperasiannya. Menurut gubernur yang biasa dipanggil dengan sebutan Bang Foke itu bahwa Watterway terlalu banyak mudaratnya dibandingkan manfaatnya.
Ide untuk mengembangkan model transportasi air (Watterway) di kota jakarta dengan sendirinya menghilang di era Gubernur Jokowi, Ahok dan Anies. Ketiga Gubernur tersebut sama-sama lebih mengedepankan transportasi darat.
Janji Bang Erka apabila dirinya terpilih nanti akan menghidupkan kembali Watterway adalah sebuah ide atau gagasan yang bagus dan perlu mendapat perhatian serta apresiasi dari masyarakat jakarta.
Jika hal tersebut dapat terwujud, maka warga Kalideres, Semanan, Rawa Buaya yang ingin berpergian ke arah Grogol, bisa menggunakan Watterway yang melewati kali Mokervart tanpa harus berjibaku dengan kemacetan yang 0selama ini menjadi penghuni jalan Daan Mogot disaat pagi dan sore hari. Begitupun untuk di wilayah jakarta lainnya yang daerahnya dilintasi oleh aliran sungai dapat menggunakan transportasi Watterway.
Bagi orang Betawi di awal tahun 70 an mereka sering menggunakan Watterway yang terbuat dari batang bambu yang dijejerkan (Getek). Getek menjadi alat transportasi yang sangat penting kala itu. Saat itu orang Betawi yang ingin berdagang membawa buah-buahan atau bekerja dan sekolah seringkali menggunakan Getek sebagai alat transportasi.
Pemandangan seperti itu sampai saat ini masih dapat kita lihat dikawasan Bukit Duri Jakarta Selatan, Getek yang sudah bertransformasi menjadi Perahu sangat diminati oleh anak-anak Sekolah Dasar menuju sekolah mereka, bahkan beberapa karyawan pabrik terkini sering menggunakannya.
Jadi, ide Bang Erka yang akan menghidupkan kembali alat transportasi air untuk mengurangi kemacetan di Jakarta apabila menjadi Gubernur perlu didukung.
9/10/2004.